Sejarah

Pertanyaan

Tolong ya! sebutkan pembagian tugas atau grup pasukan dalam menghancurkan RMS ?

1 Jawaban

  • lahirlah surat keputusan dari pimpinan APRIS untuk membentuk sebuah operasi militer gabungan dengan nama Komando Pasukan Maluku Selatan, dibawah pimpinan Kolonel Alex Evert Kawilarang, yang pada masa itu menjabat Panglima Komando Tentara dan Teritorium Indonesia Timur, dengan bermarkas di Makassar. Sebagai Komandan Operasi, ditetapkan Letnan Kolonel Ign. Slamet Rijadi, Komandan Brigade V/Panembahan Senopati yang berkedudukan di Solo - Jawa Tengah.

    Keputusan dengan menunjuk Kawilarang sebagai Panglima dan Slamet Rijadi sebagai komandan operasi merupakan suatu kombinasi yang menarik. Alex Kawilarang, keturunan Minahasa kelahiran Jatinegara - Jakarta, pada waktu itu berusia 30 tahun, merupakan Alumnus Akademi Militer Kerajaan Belanda di Bandung, yang lulusannya dikenal dengan sebutan Corps Reserve Officieren, Korps Perwira Cadangan. Alex, nama panggilannya, adalah salah satu dari tujuh orang Indonesia yang dipersiapkan pada masa-masa akhir pemerintahan Hindia Belanda untuk menjadi perwira infanteri pertama pribumi, meski kemudian mereka itu : Alex Kawilarang bersama rekan-rekannya, GPH. Djatikusumo, Abdul Kadir, AH. Nasution, TB. Simatupang, Adolf Lembong, dan A.J. Mokoginta, semuanya malahan menjadi tentara Republik begitu Perang Kemerdekaan dimulai. Terbukti mereka kemudiannya sangat berperan besar dalam TNI dan menduduki berbagai jabatan yang strategis.

    Sedangkan Slamet Rijadi, putra asli Solo, pada masa itu usianya belum genap 24 tahun. Dia adalah seorang bekas pelaut semasa pendudukan Jepang, kemudiannya menjadi perwira militer sejak hari pertama revolusi memanggilnya. Ketika penunjukannya sebagai komandan Operasi KOPAS MALSEL, Slamet Rijadi dan pasukannya masih sibuk di wilayah Jawa Barat menumpas Gerombolan DI/TII nya Kartosuwiryo. Sebelumnya, dari Solo Brigade V/Senopati masuk ke Jawa Barat untuk mengejar sisa-sisa gerombolan APRA di Bandung.

    Ketika perintah penumpasan turun, Brigade V/Senopati langsung dialihkan dan embarkasi sekaligus persiapan di Makassar. Di Makassar, persiapan dilakukan sambila menunggu batalyon-batalyon lainnya yang akan ikut serta dalam operasi, seperti Yon Worang dan Yon 3 Mei dari Manado. Karena singgah di Makassar, Slamet Rijadi sempat ketemu dengan Letkol Soeharto, Komandan Brigade Mataram yang ditugaskan disana untuk menumpas pembangkangan Kapten Andi Azis. Slamet Rijadi tidak sempat bertemu dengan Kawilarang, karena sudah berangkat duluan ke garis depan. Briefing awal dari Panglima Kawilarang baru bisa dilakukan pada tanggal 17 Juli 1950 di atas KRI Pati Unus, di lepas pantai Namlea, Pulau Buru.

Pertanyaan Lainnya