ubahlah puisi diatas menjadi sebuah cerita

nada nada tercipta beriring mengantar lagu yang kunyanyikan jari jemari menari diatas tust ting ting ting ting melodi merdu mengalun do re mi fa

*Tarian Nada Panggung*

Tak hentinya aku berjalan kesana kemari, perasaan gugup tengah menyelimutiku. Dari balik tirai merah yang akan segera disibak terdapat puluhan pengunjung yang menanti acara orkestra. Dan disinilah diriku, berbalut gaun putih menunggu waktu tampilku tiba. Yah, memang benar. Aku salah satu pemain orkestra itu, aku bermain piano dan tak dapat aku pungkiri, walau sudah berlatih dengan teratur, tetapi tetap saja perasaan cemas akan ketidak puasan pengunjung menjadi bayang ketakutan kami.

"Apa yang kau lakukan?" Aku tolehkan wajahku, melihat rekan timku yang menepuk pundakku. Dia menatapku sambil mengernyitkan dahinya. "Kau harus bersiap diposisimu! Orkestra kita akan segera dimulai."

Aku gugup, setidaknya aku akui itu, tapi aku tidak akan mengizinkan kegugupanku menjadi pengganggu acara yang telah kami nantikan ini. "Baiklah, aku mengerti," seruku berjalan kembali ketempat dimana seharusnya aku berada.

Beberapa menit telah belalu dan tidak terasa pula diriku sudah berada diatas panggung dengan orang yang menatap kearah kami, menjadikan kami sebagai fokus.

Tan.. Ting.. Ting.. Ting...

Tari jemari bermain diatas tuts, menciptakan sederet nada penghibur jiwa.

Do.. Re.. Mi.. Fa..
Tidak ada rasa puas di dalam diriku. Melodi yang mengalun merdu menjadi candu pembangkit gairah. Aku menyukai apa yang tengah aku mainkan.

Nada-nada yang tercipta beriringan mengantar lagu yang kunyanyikan, ahh.. maksudku lagu yang kami bawakan.

Aku pejamkan mata, meraba diatas tuts piano yang sudah kuhafal letak setiap kuncinnya. Setiap bunyian yang ada, aku ingin menyelaminya lemi dalam. Aku menari dalam imajinasi, disertai nada panggung yang bergemulai indah.

Dan ketika aku membuka mataku kembali, sorak tepuk tangan menjadi angin sejuk yang memberikan kebahagiaan.


...
Maaf kalau salah..